Gua
Sunyaragi adalah
sebuah gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon dimana terdapat bangunan mirip candi
yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut
sebgaai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata
"sunya" yang artinya adalah sepi dan "ragi" yang berarti
raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta.
Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Koordinat:
6.736256°LS 108.54318°BT
Sejarah pembangunan gua Sunyaragi
Sejarah
berdirinya gua Sunyaragi memiliki dua buah versi, yang pertama adalah berita
lisan tentang sejarah berdirinya gua Sunyaragi yang disampaikan secara
turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton. Versi
tersebut lebih dikenal dengan sebutan versi Carub Kanda. Versi yang kedua adalah versi Caruban Nagari yaitu berdasarkan buku “Purwaka
Caruban Nagari” tulisan tangan Pangeran Kararangen tahun 1720. Namun sejarah berdirinya gua Sunyaragi versi Caruban
Nagari berdasarkan sumber tertulislah yang digunakan sebagai acuan para pemandu
wisata gua Sunyaragi yaitu tahun 1703 Masehi untuk menerangkan tentang sejarah gua Sunyaragi karena sumber
tertulis lebih memiliki bukti yang kuat daripada sumber-sumber lisan. Kompleks Sunyaragi dilahirkan lewat proses yang
teramat panjang. Tempat ini beberapa kali mengalami perombakan dan perbaikan.
Menurut buku Purwaka Carabuna Nagari karya Pangeran Arya Carbon, Tamansari Gua
Sunyaragi dibangun pada tahun 1703 M oleh Pangeran Kararangen. Pangeran
Kararangen adalah nama lain dari Pangeran Arya Carbon.
Menurut Caruban Kandha dan beberapa catatan dari
Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun karena Pesanggrahan ”Giri Nur Sapta
Rengga” berubah fungsi menjadi tempat pemakaman raja-raja Cirebon, yang
sekarang dikenal sebagai Astana Gunungjati. Terutama dihubungkan dengan perluasan Keraton
Pakungwati (sekarang Keraton Kesepuhan Cirebon) yang
terjadi pada tahun 1529 M, dengan pembangunan tembok keliling keraton,
Siti Inggil dan lain-lain. Sebagai data perbandingan, Siti Inggil dibangun
dengan ditandai candra sengkala ”Benteng Tinataan Bata” yang menunjuk angka
tahun 1529 M.
Lokasi
Gua
Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Cirebon dengan
luas sekitar 15 hektar. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan by pass Brigjen
Dharsono, Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini
merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut taman air gua
Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu
Danau Jati. Lokasi dimana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan
dilalui jalan by pass Brigjen
Dharsono, sungai Situngkul, lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Sunyaragi milik PLN,
persawahan dan menjadi pemukiman penduduk. Selain itu di gua
tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman
seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton
Pakungwati sekarang bernama keraton Kasepuhan.
Kompleks
Kompleks tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi
dua bagian yaitu pesanggrahan
dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur,
kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan
kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan
penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks aku bermotif batu
karang dan awan.
Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya
berbentuk paduraksa.
Fungsi setiap bagian gua
Denah Gua
Sunyaragi
Walaupun
berubah-ubah fungsinya menurut kehendak penguasa pada zamannya, secara garis
besar Tamansari Sunyaragi adalah taman tempat para pembesar keraton dan
prajurit keraton bertapa untuk meningkatkan ilmu kanuragan. Bagian-bagiannya
terdiri dari 12 antara lain (lihat denah):
1. Bangsal jinem
Bangsal Jinem adalah tempat di mana pada masa lalu Sultan Kasepuhan
memberikan wejangan-wejangan kepada para pengikutnya. Di tempat ini pula
prajurit-prajurit keraton Kasepuhan berlatih ilmu kanuragan yang di
awasi langsung oleh Sultan sendiri.
2. Goa pengawal
Goa Pengawal seperti juga namanya adalah tempat yang khusus diperuntukan
bagi para Pengawal Sultan beristirahat. Di tempat inilah para Pengawal
sultan di masa lalu berkumpul dan sekaligus bersiaga bilamana
suatu-waktu Sultan yang mereka kawal mendapat ancaman.
3. Kompleks Mande Kemasan
Komplek Mande Kemasan yang sekarang telah hancur ini pada masa lalu
berfungsi sebagai tempat disimpannya berbagai senjata keraton
4. Gua Pandekemasang
Gua Pandekemasang adalah sebuah tempat yang dikhususkan untuk membuat
berbagai jenis senjata untuk keperluan berperang melawan musuh-musuh
keraton. Di tempat ini para empu dan petinggi keraton sering berkumpul
untuk merencanakan senjata apa saja yang harus di buat demi
mempertahankan keraton dari ancaman luar. Karena pentingnya wilayah ini
pada masa lalu tempat membuat senjata tajam ini selalu mendapat
penjagaan ketat dari para pengawal keraton.
5. Gua Simanyang
Gua Simanyang adalah sebuah gua yang berada di depan wilayah taman air
Sunyaragi mengingat fungsinya sebagai pos penjagaan dan garda depan dari
ancaman dunia luar.
6. Gua Langse
Gua Lengse adalah sebuah tempat yang khusus diperuntukan kepada Raja dan
permaisurinya bersantai. Karena tempat ini hanya diperuntukan untuk
raja dan permaisurinya maka tempat inilah satu-satunya tempat yang
dibuat dengan begitu indah agar raja ketika memasuki tempat ini bisa
merasa sangat nyaman dan melupakan sejenak kepenatannya memerintah
7. Gua Peteng
Seperti namanya Gua Peteng yang berarti Gua Gelap, di tempat ini tidak
disediakan sama sekali penerangan dan memang difungsikan sebagai tempat
nyepi untuk mendapatkan kekebalan tubuh dan sebagainya.
8. Gua Arga Jumud
Gua Arga Jumud fungsinya mirip dengan Gua Langse, hanya bedanya untuk
Gua Arga Jumud ini dikhususkan bagi para petinggi keraton baik ketika
bersantai maupun ketika mengadakan rapat-rapa penting dalam hal
menyangkut keraton
9. Gua Padang Ati
Gua Padang Ati adalah sebuah gua yang berfungsi untuk mersemedi agar
memiliki kelapangan dada, keikhlasan dan kecerdasan seperti yang
dimaksud oleh nama gua itu sendiri yaitu padang ati yang artinya terang
hati.
10. Gua Kelanggengan
Gua Kelanggengan adalah sebuah tempat bersemedi agar mendapat kelanggengan jabatan.
11. Gua Lawa
Gua Lawa adalah tempat khusus kelelawar. Selain sebagai tempat khusus
kelelawar Portal Cirebon tidak mendapat informasi mengenai kegunaan lain
dari gua ini. Mungkin ada diantara pembaca yang mengetahuinya?
12. Gua Pawon
Seperti namanya yang dalam bahasa Cirebon berarti dapur maka gua ini adalah sebuah dapur untuk membuat dan menyimpan makanan.
Pemugaran
Tahun 1852,
taman ini sempat diperbaiki karena pada tahun 1787 sempat dirusak Belanda. Saat
itu, taman ini menjadi benteng pertahanan. Tan Sam Cay, seorang arsitek Cina,
konon diminta Sultan
Adiwijaya untuk
memperbaikinya. Namun, arsitek Cina itu ditangkap dan dibunuh karena dianggap
telah membocorkan rahasia gua Sunyaragi kepada Belanda. Karena itu, di kompleks Taman
Sunyaragi juga terdapat patok bertulis ”Kuburan Cina”.
Pemugaran
Tamansari Gua Sunyaragi pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada
1937-1938. Pelaksanaannya diserahkan kepada seorang petugas Dinas Kebudayaan Semarang. Namanya, Krisjman. Ia hanya
memperkuat konstruksi aslinya dengan menambah tiang-tiang atau pilar bata
penguat, terutama pada bagian atap lengkung. Namun kadang-kadang ia juga
menghilangkan bentuk aslinya, apabila dianggap membahayakan bangunan
keseluruhan. Seperti terlihat di Gua Pengawal dan sayap kanan-kiri antara
gedung Jinem dan Mande Beling.
Pemugaran
terakhir dilakukan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, yang memugar Tamansari secara keseluruhan dari
tahun 1976 hingga 1984. Sejak itu tak ada lagi aktivitas pemeliharan yang
serius pada kompleks ini.
Bangunan tua
ini hingga kini masih ramai dikunjungi orang, karena letaknya persis di tepi
jalan utama. Tempat parkir lumayan luas, taman bagian depan mendapat sentuhan
baru untuk istirahat para wisatawan. Terdapat juga panggung budaya yang digunakan untuk pementasan kesenian Cirebon. Namun keadaan panggung
budaya tersebut kini kurang terurus, penuh dengan tanaman liar. Kolam di
kompleks Taman Sari pun kurang terurus dan airnya mengering.